Bahan paling populer kedua dalam industri pencetakan 3D adalah logam, yang digunakan melalui proses yang dikenal sebagai Direct Metal Laser Sintering (DMLS). Teknik ini telah dianut oleh produsen peralatan perjalanan udara yang telah menggunakan pencetakan 3D logam untuk mempercepat dan menyederhanakan konstruksi bagian-bagian komponen.
Printer DMLS juga populer dengan pembuat produk perhiasan, yang dapat diproduksi lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih besar. Semuanya dilakukan tanpa berjam-jam kerja yang sangat detail dengan pencetakan 3D.
Logam dapat menghasilkan susunan barang sehari-hari yang lebih kuat dan bisa dibilang lebih beragam. Perhiasan telah menggunakan baja dan tembaga untuk menghasilkan gelang berukir pada printer 3D. Salah satu keuntungan utama dari proses ini adalah bahwa pekerjaan pengukiran ditangani oleh printer. Dengan demikian, gelang dapat diselesaikan dengan memuat kotak hanya dalam beberapa langkah yang diprogram secara mekanis yang tidak melibatkan kerja langsung yang diperlukan untuk pekerjaan pengukiran.
Teknologi pencetakan 3D berbasis logam juga membuka pintu bagi produsen mesin untuk menggunakan printer DMLS, karena untuk memproduksi dengan kecepatan dan volume yang tidak mungkin dilakukan dengan peralatan perakitan seperti ini. Pendukung perkembangan ini percaya bahwa pencetakan 3D akan memungkinkan pembuat mesin untuk menghasilkan bagian logam dengan kekuatan yang lebih unggul daripada bagian konvensional yang terdiri dari logam halus.
Sementara itu, penggunaan suku cadang 3D mulai berkembang di industri penerbangan. Dalam apa yang telah menjadi dorongan paling ambisius dari jenisnya, GE Aviation berencana untuk mencetak injektor mesin pada tingkat tahunan 35.000 unit pada tahun 2020.
Kisaran logam yang dapat diterapkan pada teknik DMLS sama beragamnya dengan berbagai jenis plastik printer 3D:
- Stainless-steel: Ideal untuk mencetak peralatan, peralatan masak, dan barang-barang lainnya yang bisa bersentuhan dengan air.
- Perunggu: Dapat digunakan untuk membuat vas dan perlengkapan lainnya.
- Emas: Ideal untuk dicetak cincin, anting-anting, gelang dan kalung.
- Nikel: Cocok untuk pencetakan koin.
- Aluminium: Ideal untuk benda logam tipis.
- Titanium: Pilihan yang lebih disukai untuk perlengkapan yang kuat dan kokoh.
Dalam proses pencetakan, logam digunakan dalam bentuk debu. Debu logam dipanaskan untuk mencapai kekerasannya. Hal ini memungkinkan printer untuk melewati pengecoran dan langsung menggunakan debu logam dalam pembentukan bagian logam. Setelah pencetakan selesai, bagian-bagian ini kemudian dapat dipoles secara elektro dan dirilis ke pasar.
Debu logam paling sering digunakan untuk mencetak prototipe instrumen logam, tetapi juga digunakan untuk menghasilkan produk jadi yang dapat dipasarkan seperti perhiasan. Logam bubuk bahkan telah digunakan untuk membuat perangkat medis.
Ketika debu logam digunakan untuk pencetakan 3D, proses ini memungkinkan pengurangan jumlah bagian dalam produk jadi. Misalnya, printer 3D telah menghasilkan injektor roket yang hanya terdiri dari dua bagian, sedangkan perangkat serupa yang di-las dengan cara tradisional biasanya terdiri lebih dari 100 bagian.
2. Serat Karbon
Komposit seperti serat karbon digunakan dalam printer 3D sebagai lapisan atas bahan plastik.
Tujuannya agar plastik lebih kuat. Kombinasi serat karbon di atas plastik telah digunakan dalam industri pencetakan 3D sebagai alternatif yang cepat dan nyaman untuk logam. Di masa depan, pencetakan serat karbon 3D diharapkan dapat menggantikan proses lay up serat karbon yang jauh lebih lambat.
Dengan penggunaan karbomorf konduktif, produsen dapat mengurangi jumlah langkah yang diperlukan untuk merakit perangkat elektromekanis.
3. Grafena
Grafena telah menjadi pilihan populer untuk pencetakan 3D karena kekuatan dan konduktivitasnya. Bahan ini ideal untuk bagian perangkat yang harus fleksibel, seperti layar sentuh. Grafena juga digunakan untuk panel surya dan bagian bangunan. Pendukung opsi grafena mengklaim itu adalah salah satu yang paling fleksibel dari bahan yang dapat diterapkan pada 3D print.
Penggunaan grafena dalam pencetakan menerima dorongan terbesar melalui kemitraan antara Grup 3D dan Kibaran Resources, sebuah perusahaan pertambangan Australia. Karbon murni, yang pertama kali ditemukan pada tahun 2004, telah terbukti menjadi bahan yang paling konduktif secara elektrik dalam uji laboratorium. Grafena ringan namun kuat, yang membuatnya menjadi bahan yang cocok untuk berbagai produk.
4. Nitinol
Sebagai bahan umum dalam implan medis, nitinol dihargai di dunia pencetakan 3D karena elastisitasnya yang super. Terbuat dari campuran nikel dan titanium, nitinol dapat menekuk hingga derajat tertentu tanpa putus. Bahkan jika dilipat menjadi dua, bahan tersebut dapat dikembalikan ke bentuk aslinya. Dengan demikian, nitinol adalah salah satu bahan terkuat dengan kualitas fleksibel. Untuk produksi produk medis, nitinol memungkinkan printer melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan.
5. Kertas
Desain dapat dicetak di atas kertas dengan teknologi 3D untuk mencapai prototipe yang jauh lebih realistis daripada ilustrasi datar. Ketika sebuah desain dipresentasikan untuk disetujui, model cetak 3D memungkinkan presenter untuk menyampaikan esensi desain dengan lebih detail dan akurat. Hal ini membuat presentasi jauh lebih menarik, karena memberikan gambaran yang lebih jelas tentang realitas rekayasa jika desain tersebut membuahkan hasil.
Komentar
Posting Komentar